Kaidah Penulisan Tanda Baca

    Kaidah Penulisan Tanda Baca

    PENDIDIKAN - Kaidah penulisan tanda baca di dalam bahasa Indonesia diatur oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Berikut adalah beberapa kaidah penting terkait penggunaan tanda baca:

    1. Tanda Titik (.)

    Digunakan di akhir kalimat yang bukan seruan atau pertanyaan.
    Contoh: "Dia sedang belajar."
    Digunakan dalam singkatan.
    Contoh: "S.Pd." (Sarjana Pendidikan)

    2. Tanda Koma (, )

    Memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
    Contoh: "Saya membeli buku, pena, dan kertas."
    Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat.
    Contoh: "Jika hujan turun, kita akan menunda perjalanan."
    Menandai bagian penjelas atau sisipan dalam kalimat.
    Contoh: "Dia, yang sudah lama belajar, sangat pandai."

    3. Tanda Titik Koma (;)

    Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
    Contoh: "Dia datang; dia pergi; dia kembali lagi."
    Memisahkan kalimat yang sudah mengandung koma untuk kejelasan.
    Contoh: "Ibu membeli sayur, ikan, dan daging; ayah membeli buah, telur, dan susu."

    4. Tanda Titik Dua (:)

    Mengakhiri pernyataan lengkap yang diikuti perincian atau penjelasan.
    Contoh: "Saya membeli barang-barang ini: buku, pena, dan tas."
    Sebelum kutipan langsung.
    Contoh: Guru berkata: "Belajarlah dengan giat."

    5. Tanda Tanya (?)

    Digunakan di akhir kalimat tanya.
    Contoh: "Apa yang sedang kamu lakukan?"
    Tanda Seru (!)

    Digunakan di akhir kalimat seruan atau perintah.
    Contoh: "Awas!"

    6. Tanda Petik ("...")

    Menandai kutipan langsung.
    Contoh: "Saya datang, " katanya.
    Menandai judul karya tulis.
    Contoh: "Saya sedang membaca novel 'Laskar Pelangi'."

    7. Tanda Petik Tunggal ('...')

    Menandai makna atau arti kata.
    Contoh: Kata 'laptop' berarti komputer jinjing.
    Tanda Kurung ((...))

    Menandai keterangan tambahan.
    Contoh: "Mereka (para siswa) sedang belajar."

    8. Tanda Hubung (-)

    Menyambung kata ulang.
    Contoh: "anak-anak."
    Menyambung imbuhan dengan angka atau huruf.
    Contoh: "ke-21."

    9. Tanda Pisah (—)

    Menandai sisipan yang memberi penekanan khusus.
    Contoh: "Ibu—yang baru saja datang—membawa banyak oleh-oleh."

    Dengan mengikuti kaidah ini, tulisan Anda akan menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami. (Hendri Kampai)

    penulisan tanda baca hendri kampai
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Nagari TV, TVnya Nagari!

    Artikel Berikutnya

    3 keterampilan utama bagi pekerja di tahun...

    Berita terkait